Sabtu, 24 Maret 2012

Liku-liku Ujian Nasional


Halaman ini berisi berita tentang liku-liku Ujian Nasional yang dilihat dari sisi siswa SMA/SMK. Berita dikutip dari Liputan6.com dan okezone.com. Halaman ini hanya ingin menggambarkan betapa hiruk pikuknya anak-anak kita dalam menghadapi ujian, karena ujian nasional akan sangat menentukan “nasib” mereka di masa datang.

Berharap Lulus Ujian Nasional dengan Keterbatasan
Liputan6.com, Jakarta: Di ruang 2 x 2, tanpa meja belajar, Ali mempersiapkan buku pelajaran di rumahnya di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Ahad (21/3). Tak lama kemudian, ia mulai mengerjakan contoh soal-soal ujian nasional.
Standar kelulusan 5,5 tentu bukan perkara mudah untuk ditaklukkan siswa sekolah menengah kejuruan itu. Dua kali try out, Ali gagal mendapat nilai standar. Namun, rasa percaya diri terus dibangun Ali sambil membantu ayahnya yang berprofesi pengangkut sampah. “Pokoknya banyak belajar,” kata Ali.
Tekad Ali sudah bulat, harus lulus. Meski setelah lulus tak ada jaminan Ali dapat melanjutkan kuliah. “Ada sih rencana, tapi mau gimana lagi, biayanya tidak menjangkau,” ucap Sunarti, ibunda Ali.
Ali hanya satu wajah peserta ujian nasional yang kini berjuang dengan keterbatasannya. Selanjutnya pemerintah wajib membantu mereka yang tidak mampu untuk mewujudkan impiannya dengan biaya pendidikan yang lebih murah.
Tabur Beras Supaya Lulus Ujian Nasional
Liputan6.com, Pematangsiantar: Pelaksanaan Ujian Nasional untuk tingkat sekolah menengah atas, tinggal hitungan jam. Karena takut tidak lulus, banyak siswa yang melakukan sejumlah hal berbau mistis. Di Pematangsiantar, Sumatra Utara, misalnya, para guru menabur beras ke tubuh siswa.
Ritual yang disebut penepung tawar itu diselenggarakan SMA Negeri 4 Pematangsiantar, Ahad (21/3). Acara tepung tawar tersebut sebagai tanda agar seluruh siswa bisa lulus UN yang akan dimulai Senin besok.
Acara zikir dan doa kali ini menjadi lebih berarti, karena untuk pertama kalinya seluruh siswa dari gedung lama dan gedung baru SMAN 4 berkumpul. Sebab sejak enam bulan lalu, sebagian siswa menolak dipindahkan.
Cara berbeda dilakukan ratusan pelajar dari berbagai SMA di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dan sekitarnya. Demi lulus UN, mereka sengaja berziarah ke makam Jafar Shodiq atau yang lebih dikenal sebagai Sunan Kudus, satu dari sembilan Wali Songo.
Selain berdoa, salah satu persiapan terpenting menghadapi UN adalah belajar dengan giat. Jadi, masih ada waktu satu hari lagi untuk belajar. Selamat ujian.
Jelang UN, Siswa Gelar Doa Bersama
kampus.okezone.com
SIDOARJO – Menjelang pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang akan digelar mulai 22 Maret 2010 untuk siswa SMA atau sederajat, dan mulai 29 Maret untuk siswa SMP, ribuan siswa di Sidoarjo menggelar doa bersama di Masjid Agung Sidoarjo, kemarin pagi.
Kegiatan ini dilakukan sebagai persiapan agar mereka bisa lulus dengan nilai memuaskan. Ribuan siswa SMP dan SMA atau sederajat tersebut mulai pagi sudah memenuhi masjid kebanggaan warga Sidoarjo itu.
Doa bersama itu dipimpin langsung Rais Syuriah PCNU Sidoarjo KH Rofiq Sirodj. Beberapa pejabat Pemkab Sidoarjo juga tampak hadir, di antaranya Wakil Bupati Saiful Ilah,Asisten I (Bidang Hukum dan Pemerintahan) MG Hadi Sutjipto. Hadir pula Kepala Depag Sidoarjo Ichsanuddin.
KH Rofiq Sirodj menuturkan, doa bersama dilakukan agar siswa bisa mengerjakan UN dengan baik.Namun, dia minta siswa mempersiapkan diri dengan tekun belajar. ”Jika ingin lulus, harus belajar dengan giat. Jangan pacaran dulu,konsentrasi ujian,” saran pria yang akrab disapa Gus Rofiq ini.
Ketua DPD Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Sidoarjo Muhammad Zaim Absoh memaparkan,doa bersama itu digelar bekerja sama dengan PCNU, IPPNU, dan Dinas Pendidikan (Dindik) setempat.
”Salah satu tujuannya sebagai bantuan spirit bagi siswa agar diberi kesehatan dan lancar dalam mengerjakan ujian,” ujarnya.
Albi Yudianto, salah satu siswa SMAN 3 Sidoarjo, berharap agar kegiatan seperti ini digelar tiap menjelang UN.“Saya berharap dengan kegiatan ini lebih memberi semangat siswa dalam menghadapi ujian,” ujarnya.
Untuk mempersiapkan UN, kemarin siang, Dindik Sidoarjo juga melantik panitia rayon maupun subrayon pelaksanaan UASBN maupun UN tahun ajaran 2009–2010. Dari seluruh sekolah yang ada, panitia subrayon yang disiapkan mencapai 80 subrayon. Jumlah itu terdiri dari 18 subrayon untuk SD/MI, 38 subrayon SMP/MTs, 16 subrayon SMA/MA, dan 8 subrayon SMK. Pelantikan dilakukan langsung Bupati Sidoarjo Win Hendrarso di ruang Delta Graha Setda Sidoarjo.
Kepala Dindik Sidoarjo Agus Budi Tjahjono mengungkapkan, setelah dilantik panitia rayon maupun subrayon langsung mempersiapkan keperluan UASBN untuk SD maupun UN untuk SMP dan SMA sederajat yang sebentar lagi akan digelar.“Harapan kami ujian bisa berjalan dengan baik, tidak ada masalah lagi. Panitia bisa menjalankan tugas dan tanggung jawabnya,” ujarnya.
Sementara siswa yang mengikuti UN di Sidoarjo mencapai 50.551 siswa. Jumlah tersebut terdiri dari 28.875 siswa SMP/MTs, 11.232 SMA,dan 10.444 siswa SMK. Sementara untuk siswa SD/MI yang mengikuti UASBN tercatat sebanyak 30.719 siswa.
Bupati Win Hendrarso menuturkan, tingkat kejujuran dalam pelaksanaan UN di Kabupaten Sidoarjo masih pada tataran ”abuabu”.“ Kami berharap agar dalam UN bisa lebih baik sehingga dari abu-abu bisa menjadi putih (tingkat kejujurannya bisa dipertanggungjawabkan),” ujarnya.  (Koran SI/Koran SI/rhs)
12.882 Pelajar Ikuti Try Out
kampus.okezone.com
INDRAMAYU – Sebanyak 12.882 siswa SMA, MA, dan SMK di Kabupaten Indramayu mengikuti try out Ujian Nasional (UN) di GOR Darma Ayu dan GOR Singalodra, kemarin.
Ini sebagai upaya memberikan gambaran awal kepada siswa yang akan melaksanakan UN dan wujud kepedulian pemerintah daerah menyukseskan pelaksanaan UN pada 22-26 Maret 2010.
Ketua panitia try out, Mujahid mengungkapkan, kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Dewan Pengurus Korpri Indramayu dengan Tim Penggerak PKK Indramayu dan lembaga bimbingan belajar Primagama.
Menurut dia, karena banyaknya peserta maka waktu pelaksanaan dibagi dalam dua sesi yakni pukul 08.00-10.00 WIB dan 14.00- 16.00 WIB. Dari 12.882 siswa, sebanyak 7.476 siswa dari program IPA dan teknik. Sedangkan, program IPS dan non-teknik sebanyak 5.344 siswa dan sebanyak 62 siswa dari program Bahasa. ”Antusiasme pelajar untuk mengikuti try outcukup tinggi,ini di luar perkiraan kami,” ujarnya.
Sekda Kabupaten Indramayu Supendi mengatakan, salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan bidang pendidikan adalah tingginya angka kelulusan siswa yang berpengaruh pada pencapaian indeks pendidikan.
”Pemerintah daerah bertanggung jawab untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan UN. Dengan demikian, sangat wajar bila pemkab memprioritaskan bidang pendidikan dalam program peningkatan kualitas SDM, dengan harapan angka kelulusan siswa semakin meningkat,” paparnya.
Dalam try out, diharapkan para siswa dapat mengukur kemampuan dan kesiapan dalam menghadapi ujian nasional. (Koran SI/Koran SI/rhs)
Jelang UN, Siswa SMA Diberi Motivasi Tambahan
kampus.okezone.com
SEKAYU – Menjelang pelaksanaan ujian nasional (UN), aktivitas belajar di sekolah menengah atas (SMA) terus meningkat, tak terkecuali di SMA Negeri 2 Unggul Sekayu.
Wakil Kepala SMA Negeri 2 Unggul Sekayu Bidang Kesiswaan Muri mengungkapkan, menjelang UN, pihaknya menyelenggarakan berbagai kegiatan bagi siswa kelas XII. Khususnya, kegiatan yang bertujuan menyegarkan kondisi siswa yang bakal menghadapi UN. Mengingat padatnya aktivitas belajar, pihaknya merasa perlu memberikan motivasi tambahan agar siswa semakin tekun belajar.
Untuk itu, beberapa pekan terakhir, pihaknya mengundang berbagai pihak untuk menambah kemampuan siswa,sekaligus memberikan pencerahan menjelang pelaksanaan UN.
“Menghadapi padatnya jadwal pelajaran menjelang UN dan menghilangkan rasa bosan, kita memiliki program khusus guna mengatasi rasa jenuh tersebut,” terangnya kemarin. Program yang dilaksanakan antara lain, jasa, perbankan, dunia usaha, pemerintahan.
Seluruh bidang itu diberikan seorang motivator lokal yang memang memiliki kompetensi serta berpengalaman di bidangnya. Pendekatan khusus kepada siswa dengan cara persuasif ini diharapkan tidak membuat siswa bosan. Sebab, jika dalam kondisi stres, dikhawatirkan mental siswa akan turun dan berdampak pada penurunan prestasi.
“Kami berharap ada motivasi dari siswa dalam menghadapi UN setelah mengikuti kegiatan penyegaran dan tryout,” ujar Muri seraya mengatakan, kegiatan pemberian motivasi ini dapat menghilangkan bosan sehingga siswa dapat mengikuti UN dengan optimal.
Sementara itu, anggota DPRD Sumsel Hj Lucianty Pahri mengungkapkan, kegiatan yang dilaksanakan SMA Negeri 2 Unggul Sekayu harus menjadi contoh SMA lain di Muba. Mengingat padatnya jadwal belajar menjelang UN, siswa butuh motivasi sehingga mereka bisa kembali bersemangat mengikuti pelajaran.  (Koran SI/Koran SI/rhs)
Sekolah Sibuk Persiapan UN
kampus.okezone.com
YOGYAKARTA – Menjelang Ujian Nasional (UN) yang digelar Maret mendatang, sejumlah sekolah di Yogyakarta kini sibuk mempersiapkan diri dengan berbagai cara.
Selain dalam hal akademis, siswa dan pihak sekolah pun mempersiapkan sejumlah ritual-ritual khusus dengan berdoa kepada Sang Pencipta. Salah seorang siswa kelas XII di SMA Negeri 11 Yogyakarta Diah Natalia mengaku selama ini doa bersama adalah salah satu usaha wajib di sekolahnya. Menurutnya, doa dan persiapan akademis merupakan satu kesatuan dan tak bisa dipisahkan.
”Doa dan persiapan pelajaran sama pentingnya. Sekolah kami sudah melaksanakan selama bertahun-tahun, termasuk kali ini,” kata Diah, kemarin. Menurutnya, dengan doa bersama, antara siswa bisa saling mendoakan antar teman, serta dari guru ke siswa. Dia menilai persiapan doa sangat penting untuk menyiapkan kesiapan hati dan mental serta psikologis.
”Doa ini penting banget, untuk mempersiapkan hati dan psikologis,” ujarnya. Kepala Bidang Perencanaan dan Standarisasi Dinas Pendidikan dan Olahraga Provinsi DIY Baskara Aji menyatakan, sekolah memiliki hak dan kebebasan untuk mempersiapkan ujian yang selama ini biasa menjadi momok siswa tersebut, ”Sekolah bebas membuat program untuk menyiapkan mental para siswanya menghadapi ujian, termasuk dengan menggelar doa bersama,” katanya.
Meski demikian penting, pihaknya tidak mewajibkan sekolahsekolah untuk melakukan hal tersebut. Menurutnya sekolah biasanya mengadakan tersebut secara mandiri kesepakatan guru-guru pengelola sekolah dan siswa sendiri.” Kalau dirasa memang butuh, sekolah kami persilahkan mengadakan,” ujarnya. Terpisah Kepala SMA 10 Yogyakarta Timbul Mulyono menyatakan pihaknya bersama sekolah sudah menyiapkan pembekalan mental bagi siswanya, yaitu doa bersama.
Doa bersama akan digelar rutin seminggu sebelum ujian persiapan UN dimulai. ”Setiap tahun kita melakukan doa bersama.Untuk UN tahun ini kita juga sedang mempersiapkan nya. Pelaksanaannya, masih menunggu kegiatan belajar mengajar aktif, yaitu Senin (11/1) mendatang.
Kegiatan semacam ini bertujuan untuk menguatkan mental serta kepercayaan diri siswa dan berharap diberi kemudahan dalam mengerjakan ujian,” terangnya. Selain mempersiapkan doa bersama, pihaknya kini juga tengah membuka konsultasi berbagai hal, di antaranya informasi ujian masuk perguruan tinggi, hingga konsultasi jurusan yang akan diambil di perguruan tinggi. Menurut Timbul,meski siswa libur guru-guru khususnya guru BK selalu masuk untuk menggelar konsultasi. (Koran SI) (//rhs)
Takut Tak Lulus, Ratusan Siswa Ikuti Try Out
kampus.okezone.com
MAJENE – Ujian Nasional (UN) yang dipastikan akan kembali digelar tahun ini ternyata masih menjadi momok bagi sebagian siswa. Apalagi standar kelulusan tahun ini masih 5,5.
Berbagai kegiatan yang digelar untuk mendukung kelulusan mendapat sambutan antusias para siswa. Seperti kegiatan try out siswa kelas III di Kabupaten Majene yang mulai digelar kemarin diikuti 300- an siswa yang berasal dari penjuru Majene. Bahkan, siswa-siswa merasa takut pada saat UN nanti tidak lulus. Sehingga, harus lebih rajin dan tekun agar dapat melalui ujian tersebut dengan mudah.
Salah seorang siswa kelas III Darmawan mengungkapkan kecemasannya dan teman-temannya atas UN karena mengingat tiap tahun ratusan siswa peserta UN tidak lulus. Tahun 2009 lalu, jumlah siswa peserta UN di Majene yang tidak lulus mencapai 414 orang yang terdiri atas 334 siswa SMA/MA dan 80 siswa SMK.
“Makanya, kalau ada try out kita bersemangat sekali ikut, di sekolah juga sudah ada juga pelajaran tambahan,” katanya. Try out UN Kabupaten Majene 2010 dibuka secara resmi di Lapangan SMA Negeri 1 Majene.
Selain dari SMA, peserta try out juga berasal Madrasah Aliyah (MA) serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Majene. Rencananya, try out tersebut akan digelar selama lima pekan mendatang pada tiap hari Ahad.
Para siswa dibebaskan dari semua biaya karena biaya pelaksanaan try out ditanggung sepenuhnya Wakil Ketua DPRD Sulbar Arifin Nurdin. Pada acara pembukaan try out hadir Wakil Ketua DPRD Sulbar Arifin Nurdin serta Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Majene Mithar Thala Ali.
Mithar yang juga Ketua KNPI Majene menyatakan, pemerintah berterima kasih kepada Bapak Arifin Nurdin atas kepeduliannya dalam upaya melaksanan try out UN. “Kita sangat memberi apresiasi atas upaya Arifin Nurdin mendanai kegiatan try out semacam ini. Mudah-mudahan tahun ini Majene jumlah kelulusan akan semakin bertambah,” kata Mithar saat menyampaikan sambutannya. Dia menjelaskan, Diknas sebenarnya juga sudah berupaya menggelar try out, namun proposal yang diajukan belum berhasil memperoleh anggaran.
Sementara itu, Arifin Nurdin yang terpilih mewakili daerah pemilihan (dapil) Majene pada pemilu lalu menyampaikan, kegiatan try out yang dia gelar rutin tiap tahun itu bertujuan untuk membantu para siswa agar sukses pada UN mendatang. “Bagi siswa yang berprestasi dan mampu lulus di PTN favorit di Pulau Jawa saya akan memberi beasiswa. Pembangunan SDM haruslah selaras dengan upaya pembangunan fisik,” katanya.
Mengenai kecemasan para siswa yang khawatir tidak lulus, Arifin yang juga mantan dosen Fakultas Ekonomi Unhas Makassar ini memberi banyak wejangan kepada para siswa agar belajar dengan baik dan mengetahui cara menjawab dengan benar, termasuk tatacara mengisi lembar jawaban.
Sedangkan Mithar kepada siswa menyatakan, tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan. Apalagi bila persiapan siswa lebih baik seperti mengikuti try out, lebih dari itu karena karena UN tahun ini juga berbeda dengan tahun sebelumnya, yakni digelarnya UN ulangan bagi siswa yang tidak lulus. “Tahun ini, ujian nasional (UN) dilakukan dalam tiga tahapan. Masing-masing UN utama, UN susulan serta UN ulangan,” tandasnya.
(Koran SI/rhs)
Beban Peserta UN Lebih Berat
kampus.okezone.com
SURABAYA – Beban peserta ujian nasional (UN) semakin berat. Setelah jadwal UN dimajukan pada 7 April 2009, ujian sekolah juga mengalami perubahan karena diselenggarakan lebih awal.
Akibatnya, sekolah semakin terbebani untuk segera menyelesaikan materi pelajaran dan melatih siswa dengan soal-soal untuk UN. Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Suwanto menuturkan, pedoman teknis UN sudah dibuat dan mulai disosialisasikan pekan ini. Untuk siswa SMA dan SMK, setelah ujian utama UN yang dilanjutkan ujian susulan, sekolah harus segera menyelenggarakan ujian sekolah.
”Ujian sekolah untuk SMA dan SMK dilangsungkan seminggu setelah UN. Jadi, urutannya UN utama, UN susulan, lalu ujian sekolah. Setelahnya ada pengumuman hasil UN dan ujian ulangan untuk siswa yang tidak lulus,” ujar Suwanto, kemarin.
Jadwal ujian sekolah yang berdekatan dengan UN semakin menyulitkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan paling kecil. Umumnya sekolah-sekolah memfokuskan diri untuk melatih siswa mengerjakan soal-soal mata pelajaran yang diuji dalam UN. Di beberapa sekolah juga mulai kelabakan dalam mengatur jadwal, dua bulan pertama semester genap digunakan untuk latihan soal mata pelajaran yang diuji dalam UN.
Adapun materi pelajaran lain yang masih kurang dikejar setelah UN. Kepala SMA Muhammadiyah Sidoarjo Hidayat mengatakan, berbagai perubahan kebijakan ini menyulitkan sekolah. Jadwal yang sudah dirancang jadi harus digeser dan pengembalian tanggung jawab mencetak soal kembali kepada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan Dindik juga menimbulkan keraguan bila UN bisa diselenggarakan 22 Maret. Materi semester genap, kata Hidayat, sesungguhnya sudah diangsur pada semester ganjil. Namun, masih tersisa sekitar dua bab terakhir dari mata pelajaran yang tidak termasuk UN.Bila diperlukan, tambahnya,bisa ditambahkan jam belajar di luar jadwal yang ada.
Selain itu, Hidayat tidak menampik kemungkinan pengurangan materi ujian sekolah, asalkan lulusan tetap memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan. Semua itu tak lepas dari ketatnya jadwal ujian bagi siswa. Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Prof Syafiq Mughni mengatakan, UN memang tidak menggunakan prinsip pendidikan yang baik.
Siswa dianggap memiliki bakat dan kemampuan yang sama, padahal ada saja siswa yang misalnya lemah di Matematika tetapi berpotensi di bidang lain. Dia mencontohkan dirinya yang selalu mendapatkan nilai di bawah lima untuk matematika. Syafiq kini guru besar dan Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
”Meskipun menyayangkan aturan mengenai UN dan dalam keterpaksaan, murid-murid sekolah-sekolah Muhammadiyah tetap ikut UN. Padahal, logika UN tidak kena.Pelaksanaannya kacau,tapi hasilnya dianggap serius,” kata Syafiq.
Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Dien Syamsuddin menambahkan, kelemahan sistem UN adalah standar kelulusan yang diseragamkan. Semestinya, standar kelulusan di kota besar dan kota kecil tidak sama.
Karena itu, diperlukan modifikasi yang lebih relevan pada UN. Mengenai perguruan tinggi negeri yang mengembalikan kewenangan mencetak soal dan hanya mengirimkan satu pengawas untuk setiap sekolah, Dien mengatakan semestinya perguruan tinggi tetap memiliki otonomi untuk menyeleksi calon mahasiswa sendiri. Standar seleksi perguruan tinggi juga semestinya tidak diseragamkan. (Koran SI/rhs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar